Akhir-akhir ini kita sering mendapatkan berita bahwa naskah kuno yang ada di Indonesia mulai hilang dibawa oleh orang asing. Naskah-naskah kuno ini mulai diakui oleh beberapa negara menjadi salah satu warisan budaya mereka, padahal naskah-naskah tersebut adalah milik asli bangsa Indonesia yang tidak ternialai harganya. Tetapi dalam hal ini pemerintah belum begitu memperhatikan secara maksimal tentang naskah-naskah kuno yang mulai hilang tersebut. Oleh karena itu pemerintah diminta memperhatikan tentang hilangnya naskaha-naskah kuno itu dengan cara :
1. Membuat suatu museum yang masih dibawah Departemen Arsip dan Perpustakaan Nasional yang mengelola naskah-naskah kuno dari seluruh Indonesia.
2. Mendata dan membuat katalog tentang naskah-naskah kuno yang ada di Indonesia agar dapat terlacak keberadaanya.
3. Mulai mentraliterasikan naskah kuno tersebut sehingga dapat dipelajari lebih detail.
Dengan cara seperti ini diharapakan naskah-naskah kuno di Indonesia dapat terselamatkan dan dapat dipelajari oleh anak cucu kita.
Kamis, 25 Juni 2009
Sarasehan Kebahasaan Dan Kasusastran Jawa
Baru-baru ini Balai Bahasa Yogyakarta menyelenggarakan Sarasehan Kebahasan dan Kassusastran Jawa dengan pembicara Bpk Rahyono dari UI dan Bpk Teguh dari UNES. Pada sarasehan itu dibahas tentang penggunaan bahasa Jawa yang mulai hilang dari telinga masayarakat dan juga bertujuan untuk menggugah peran serta masyarakat, akademisi, pemerhati untuk melestarikan bahasa Jawa yang sudah hampir tidak lagi dipakai di Yogykarta. Dengan kata lain perlu perubahan kurikulum pendidikan yang ada di Yogyakarta pada khususnya tentang bahasa Jawa yang seharusnya menjadi mata pelajaran khusus dan bukan hanya menjadi muatan lokal saja. Oleh karena itulah perlu adanya perubahan yang drastis tentang pembelajaran di sekolah-sekolah yang ada di Yogyakarta.
Label:
bahasa,
daerah,
jawa,
yogyakarta
Langganan:
Postingan (Atom)